Sabtu, 22 Februari 2020

Persepsi kemajuan


KCM untuk masyarakat kah?
Kota cinema mall (KCM) sementara mendapatkan ragam persepsi dari kalangan masyarakat, sebagian ada yang menilai baik untuk menunjang bahkan mendorong kemajuan daerah dengan harapan dapat menambah PAD dengan pajak pendirian dan pengelolaan sebagaimana yang diatur dalam perda nomor 2 tahun 2011 tentang pajak daerah. Red.
Didalamnya di jelaskan secara terperinci tentang hak dan kewajiban antara pemilik dan daerah yang memberikan izin untuk pendirian dan pengoperasian tempat usaha tersebut, yang tentunya itu yang akan mendapatkan manfaatnya adalah masyarakat, selain hubungan vertikal antara usaha hiburan dan pemerintah setempat, tidak dapat di pungkiri hal itu juga ada hubungan manfaat horizontal, yaitu tempat hiburan dengan masyarakat sekitar yang radiusnya tidak kurang dari 30 m. Tentu dengan adanya tempat hiburan akan banyak pengunjung yang datang dengan begitu akan membuka lahan garapan baru untuk meraup rejeki.
Dalam beberapa Minggu bahkan bulan kemarin (KCM) sempat menjadi tranding topik di berbagai jejaring sosmed, seperti Facebook, whatshap, Instagram dan lain sebagainya, lebih-lebih tentang penolakan atas keberadaan tempat usaha hiburan.
Penolakan itu dibenturkan dengan ragam reaksi, ada yang membenturkan dengan reaksi keharusan privat, yaitu setiap manusia secara hak beragam memiliki kewajiban untuk meninggalkan keburukan (maksiat) khususnya bagi yang menyadari akan adanya hari pembalasan (Yaumil akhir). Tapi garis bawahnya bagi yang sadar, tapi bilamana mbahas tentang  agama tentu ada media yang diisyaratkan oleh agama yaitu tabayun.
Dari tabayun itulah kita akan mendapatkan pencerahan tentang kedudukan maslahah dan mudharatnya suatu objek dan subjek, tapi sebelum terlalu jauh membahas, tentunya kita perlu mendorong kesadaran manusiawi kita bahwa setiap kita (manusia) membutuhkan hiburan, hiburan itu sendiri tidak harus selalu dikonotasikan pada yang buruk sebab keburukan itu kembali pada niat pelakunya (individunya).
Jadi kalau mau kembali pada kehati-hatian dalam menjalankan syariat tentu kita harus menjaga khalwat, batasan antara muslim dan muslimah, antara muhkrim dan yang bukan muhkrim dan lain sebagainya. Berangkat dari itulah tidak elok bilamana kita terlalu tergesa-gesa untuk menkotak-kotak kan dosa dan yang tidak dosa, sebab Al-qur'an, hadist (Sunnah), ij'ma' dan qiyas begitu terperinci ya tentang larangan dan koridor-koridor hukum begitupun di dalamnya disediakan kemudahan-kemudahan dan alternativ (ruhkshah) untuk menyadari hak dan kewajiban muslim dan muslimah.
Maka dalam era yang serba digital, dan manusia sudah memasuki era modern dan post moderenis, seyogyanya memberikan peluang terhadap suatu peristiwa setidaknya untuk mencoba mengelaborasi kan antara modern dan agamis tentu dengan pengawasan ketat bahkan kalau dianggap perlu super ketat agar kita sekalian terbebas dari siksa Allah kelak.
Dan ini memang pemahaman pribadi yang tentu sangat jauh dari kata perfect mengingat keilmuan penulis yang sangat minim, akan tetapi setelah penulis datang dan ikut membeli tiket dan menonton di dalam KCM insya Allah kota cinema mall akan menghindarkan yang namanya perbuatan maksiat, mengingat di dalamnya terpasang CCTV yang di setting secara publish di bagian depan KCM.

Jumat, 21 Februari 2020

Drama cosmis





PETAKA DAN DERITA BESAR
MANUSIA
Dunia dan segala isi yang ada di dalamnya memiliki entitas fana yang bersifat limitatif dan nisby. Tidak akan ada yang kekal di dalamnya, semua akan bertemu dengan yang mananya kematian sebab itu akan sangat terasa rugi bilamana kita terlalu mengeluh-eluhkan dengan memberikan posisi totalitas terhadap yang fana dan fitnah.
Berangkat dari fitnah yang di maksudkan maka mari kita renungkan maksud firman Allah bunyi tafsir ayatnya " Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi" (Al munaafiqun : 9).
Kembali pada maksud totalitas diatas maka akan sangatlah kita mendapatkan penyesalan bilamana istri, anak dan harta-harta mu tidak di jadikan media untuk mengabdikan diri kepada Allah, melainkan hanya dijadikan alat untuk meraup keuntungan sementara agar di hormati, membeli jabatan, menghasut dan menghinakan orang lain karena kekayaan dan kedigiayaan di dunia.
Dengan begitu Ibnu ziyad memberikan warning "berhati-hatilah kalian terhadapnya jangan sampai menjerumuskan diri kalian kepada pengabdian yang selain Allah". Karena cendrung istri anak dan harta menjadi nahkoda handal untuk menentukan arah laju kita selama mengarungi samudra hidup, jadi jadilah diri kita masing-masing untuk menjadi pengemudi handal agar selalu melajukan pesatnya pacu mesin iman yang senantiasa mengucapkan lahaulawala quwata'illa billahi hil'aliyilazdim. Karena memang sejatinya tidak ada kekuatan dan kedigiayaan melainkan Allah semata.
Dalam hal ini kita manusia yang dianugerahi nafsu oleh Allah, dan nafsu merupakan pangkal hidup kita dalam mempertaruhkan ruang pengabdian. Bilamana nafsu kita lebih cendrung pada keburukan maka naudzubillah akan sangat sulit rasanya kita akan keluar dan terbebas dari keburukan yang memang sejatinya nafsu buruk itu akan menuntun kita pada yang indah, mewah berlebihan dan keasyikan yang sungguh asyik, tapi ingat itu hanya sementara dan kelak pasti akan mendapatkan balasan "penyiksaan", yang kekal di dalam api neraka.
Adapun itu semua hanya akan berangkat dari rasa hasut, iri, dengki yang akhirnya mendi dendam kusumat, nah dendam inilah yang akan menjadi petaka dan rugi yang membuat kita akan merasakan kebangkrutan kelak, sebab dengan dendam diri kita akan sulit untuk memberikan maaf apalagi berkata maaf.
Dengan tidak saling memaafkan namun selalu menumpuk dalam hati rasa amarah untuk menyakiti dan tidak menerima karena disakiti dengan tidak memberikan maaf maka secara tidak langsung itu akan menjadikan hati dan diri kita sebagai ladang maksiat dan ladang dosa yang tidak berkesudahan.
Dengan begitu apabila kita tetap berada dalam keadaan seperti itu dan meninggal, akan sangat merugikan kita kalaupun kita selama hidup rajin ibadah dan masyhur melakukan amal-amal shalih,iwat sebagaiman riwat sebagai berikut :"Ketika telah habis pahalanya, sementara masih ada yang menuntutnya maka dosa orang yang menuntutnya diberikan kepadanya. Akhirnya, ia pun dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad).dikutip dari Kompasiana.

Kamis, 20 Februari 2020

Nahkoda hidup arungi samudera asa

Aku hanyalah mimpi

Biarkan aku ada dalam kubangan mimpi, yang selalu mengganggu ketenangan raga untuk menghadapi hari esok.
Biar aku terdiam di simpang jalan itu, agar aku selalu berfikir bagaimana caranya aku mendapatkan petunjuk arah angin yang mampu mengantarkan aku pada tujuan yang enyah dari kebohongan.
Biarkan aku terkungkung dalam kebodohan, sebab aku tak ingin bangga karena suatu kepintaran yang membuat aku jumawa.
Biarkan aku terisak dalam tangis sebab tawa itu sudah berlalu dan tak tentu dimana letaknya, karena dengan tangis dan tetes air mata yang mengering aku bisa lenyapkan aku dari dahaga yang menguasai dada yang selalu mengada-ngada.
Biarkan aku banyak bicara karena masih aku  punya mulut yang mampu melumat rasa hati dan petualang fikirku.
Biarkan aku gugup dan kaku, karena aku hanyalah manusia yang dibatasi oleh kuasa yang maha kuasa dan akupun kadang tak merasa sehingga dekatlah aku dengan dosa yang seolah aku anggap prosa-prosa para jenaka.
Biarkan aku, biarkan terhenti dalam titik detak nadi abdi untuk sang abadi yang yang selalu Sudi menghadiahi aku Sudi untuk menyesali semua yang terjadi pada diri.

Sabtu, 15 Februari 2020

Format cerai gugat

Perihal: Permohonan Cerai Gugat
Kepada Yth.
   KETUA PENGADILAN
     AGAMA MERAH MERONA
Di-
MERAH MERONA


Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
KHOIRUS SHODIQIN, S.Sy, AINOR RIDHA, S.H. Dan SABITULLAH, SH.  Masing-masing Advokat/Konsultan Hukum, berkantor di Jl. Merah Merona RT. 01 RW. 04 Nomor 54, Telp. ....., Kecamatan anggun Kabupaten melati, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 03 Februari 2020 (terlampir), bertindak untuk dan atas nama markonah Binti  Anggrek,  kelahiran mawar 28 Juni 1995, Umur 24 Tahun, Agama Islam, Swasta, bertempat tinggal di Dsn angkasa Desa satelit Kecamatan Pluto, Kabupaten Mars. Dengan ini telah memilih tempat kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya tersebut diatas, hendak menandatangani dan memajukan surat Gugatan Cerai Gugat, selanjutnya disebut PENGGUGAT.
Dengan ini Penggugat hendak mengajukan gugatan perceraian terhadap:
suaminya bernama SOF FIRMA Bin Batu Alam,  kelahiran Lumpur Sari 26 Juni 1994, Umur 25 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan Swasta, Bertempat tinggal di Kel. Bunga Kol Kecamatan Kubes, Kabupaten Kacang. Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.
Adapun alasan-alasan mengenai duduk persoalan dalam gugatan ini akan dijelaskan sebagai berikut.
 1. Bahwa Penggugat adalah isteri sah dari Tergugat yang menikah pada Tanggal tertanggal 20 Agustus 2014. di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan alaska Kabupaten Bumi Sri Sebagaimana disebutkan di dalam kutipan Akta Nikah Nomor: .../..../VII/....... tertanggal ..... Agustus ...... dan Sebagaimana yang tertera dalam Duplikat kutipan Akta Nikah nomor:-B-...../Kua.13.01....../PW...../.../2017 tertangal 22 April 2017
2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat hidup rukun sebagaimana layaknya suami isteri dan tinggal di rumah orang tua Penggugat  kurang lebih 1 Bulan, setelah itu Tergugat, setelah itu tinggal di rumah tergugat selama 4 Tahun 8 Bulan.
 3. Bahwa pernikahan antara Penggugat dan Tergugat  di karuniai 1 orang anak yang bernama Tangguh sekali Umur, 3,8  tahun. tinggal bersama Penggugat.
4. Bahwa semula rumah tangga Penggugat dan Tergugat  hidup rukun dan harmonis, akan tetapi sejak kurang lebih 3 Bulan Penggugat dan Tergugat sudah pisah rumah.
5. Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat ialah sebagai berikut :
a. Tergugat sering berisikap dan berkata-kata kasar kepada penggugat.
b. Tergugat lalai dalam tanggung jawabnya sebagai suami dan orang tua dari anaknya, tidak member nafkah.
c. Tergugat terlalu egois dan mau menang sendiri, Penggugat tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat untuk mewujudkan cita-cita sakinah mawaddah dan warahmah.
6. Bahwa atas keadaan yang demikian itu, menyebabkan Penggugat merasa tidak memiliki harapan lagi untuk melanjutkan hubungan rumah tangga dengan Tergugat, dan bermaksud mengakhiri dengan perceraian
7. Bahwa, PENGGUGAT sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini.
Berdasarkan alasan-alasan/dali-dalil tersebut diatas Penggugat memohon agar Ketua Pengadilan Agama Pamekasan memeriksa dan mengadili perkara ini, selajutnya menjatuhkan putusan yang amarnnya sebagai berikut;
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya
2. Menjatuhkan Talak satu Bain Shughraa dari Tergugat (.......... Bin ........) terhadap Penggugat (........... Binti .................)
3. Membebankan seluruh biaya perkara sesuai hukum yang berlaku
Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkehendak lain mohon putusan yang seadil-adilnya acquo at bono


MERAH MERONA, ....... Februari ...........
HORMAT KUASA PENGGUGAT

KHOIRUS SHODIQIN, S.Sy

AINOR RIDHA, SH.

SABITULLAH, SH.

Jumat, 07 Februari 2020

Instrospeksi diri

INGKAR TERHADAP KESALAHAN DIRINYA,
SAMA SAJA
 INGKAR TERHADAP NIKMAT ALLAH.

Sumbang, nada yang muncul saat harapan dan kenyataan tak sama, hal itu akan tampak saat dirinya tak menyadari akan keberadaan dan kondisi pribadinya dan hanya suka menilai dan menyalahkan orang lain.
Ibarat pepatah gajah di sebrang lautan tampak jelas sedangkan semut di pelupuk mata tidak terlihat, tapi tak perlu di herankan karena sumbang itu peran utamanya adalah iblis dan syetan yang memang dijanjikan untuk dijadikan warisan bagi anak Adam yang tak mampu menjaga akal dan hatinya, dan tentu juga yang ingkar akan nikmat Allah tentang adanya perbedaan, dan tidak mampu membedakan yang sudah jelas-jelas diciptakan untuk berbeda.
Dari nada sumbang itu sendiri akan cendrung memperosokkan pribadi seseorang pada hal yang sangat pelik dalam mengarungi bahtera hidup yaitu dengan munculkan sikap sombong dan sifat yang angkuh. Kenapa pelik? Karena kesombongan akan memunculkan modharat bagi diri kita, akan sedikit mendapatkan teman bicara yang ada hanyalah lawan bicara tentu akan timbul debat kusir yang satu sama lain tidak mau disalahkan apalagi harus mengakui kekalahan dirinya. Dengan begitu juga akan timbul petaka besar seperti menjatuhkan, memfitnah, berghibah na'udzubillah kadang ada yang sampai saling menghilangkan nyawa satu sama lainnya, sedangkan perilaku semacam itu adalah perlambang and dari fasik bahkan bisa masuk dalam munafikun dan golongan-golongan lainnya yang mengingkari nikmat Allah dan sangat dibenci oleh Allah.
Untuk nada sumbang, sebaiknya kita menjauhi nya karena dengan menjauhi kita akan merasakan nikmatnya rasa dekatnya diri kita dengan ilahi Rabbi, ketika kita merasa dekat dan selalu merasa diawasi olehnya. Kita akan senantiasa merasakan kesejukan dalam setiap langkah kita di ruang terbuka jagat raya ini. Sehingga dalam fihi ma fihi jalaudin Rumi menyatakan, ketika kita meleburkan diri kita kepada maha adil dan penuh kasih sayank, maka nikmat manis madu tidak akan sebanding dengan nikmat manisnya Rahman dan rahim sang maha cinta.
Ketika sang maha cinta kita tancapkan penuh hikmah di dalam kalbu kita maka tidaklah akan khawatir lagi besok akan makan apa, akan hidup bagaimana dan bahkan fana akan senantiasa mempersiapkan diri untuk hadir dalam ajal karena saking menggebunya kerinduan dalam dirinya.
Tidak kah kita benar-benar wajib menyadari, bahwa alam sadar dan alam bawah sadar kita dalam setiap detik tidak bisa menentukan kenyataan akan kekuasaan Allah, mungkin banyak diantara kita yang merencanakan dalam alam fikir untuk menciptakan sesuatu contohnya kue yang manis legit, sedap, motif dan corak yang beraneka ragam sehingga enak di pandang dan nikmat untuk di santap, tapi kadang saat ihktikat dilakukan dengan semaksimal mungkin menurut prasangka kita, tapi setelah akhir dari segala kesempurnaan itu tidak tercapai menjadi sesempurna mungkin, tentu jangan sampai menyalahkan kita dengan ihktiarnya. Karena semuanya semata-mata sudah takdir yang Allah lekatkan pada maksimalnya upaya dan bentuk kue itu itu tidak menjadi sesempurna mungkin, karena hanya Allah-lah pemilik kesempurnaan sejati. Dan kita manusia hanya memiliki ikatan dengan perjanjian pramordial kita sebagai mahluk yang nisbi.
Dari situlah kita seyogyanya terus membaiat diri bahwa akan sangat salah besar ketika kita hanya terfokus untuk berfikir kenapa orang itu membuat suatu kesalahan, sedangkan ia dirinya sendiri tidak pernah berfikir adalah kesalahan dalam diri saya dan seberapa banyak kesalahan ini sehingga kelak saya menjadi sangat pantas mendapatkan balasan dari kesalahan kesalahan yang mungkin sudah tidak akan lagi akal mampu menghitungnya. 
Tentunya bilamana kita bisa menggugah diri untuk menghindari tingkat fokus kita untuk mencari dan memberikan just terhadap kesalahan yang orang lakukan dengan sengaja lebih-lebih yang tidak sengaja, acap kali kita akan mampu menciptakan cita-cita welas asih terhadap sesama manusia dan makhluk-makhluk Allah lainnya, yang kesemuanya juga mencita-citakan adanya keseimbangan hidup yang tentram dan sejahtera. 

Kamis, 06 Februari 2020

Para malaikat

Adakah pahlawan yang jauh lebih besar jasanya dibandingkan orang tua kita?

Entah apa yang aku cari? Sampai detik ini aku masih juga belum mengerti!! Karena sejak dahulu aku terlatih dengan tertatih, pelajaran yang paling nyata dalam hidup saya, pelajaran tentang kerja keras. Itupun saya peroleh dari seorang lelaki dan perempuan yang dulunya tampan dan cantik, saat ini sudah tampak jelas terlihat keriput di wajahnya.
Laki-laki dan perempuan di masa lalu masing-masing memiliki nama Syamsul Arifin dan Siti Aminah. Bicara sosok bagiku keduanya adalah sok pahlawan yang maha dahsyat dalam mengarungi badai hidup, Syamsul Arifin sejak baru berkumpul dengan siti Aminah dalam ikatan pernikahan sudah mengabdikan diri ke salah satu madrasah Diniyah di desa tambung, hanya dengan modal keyakinan dari wasiat maha gurunya waktu terdidik di Mambaul ulum bata-bata, wasiat yang selalu diingatnya dan diceritakan pada saya ialah "setelah keleuar dari pondok dan mengabdi kepada masyarakat maka setiap yang di terima jangan lantas itu dianggap sebagai gaji dan jangan pernah mengajar pemberian itu adalah imbalan ibarat gaji dari pemerintah, tapi akadlah sebagai uang sabun". Ceritanya, sehingga Syamsul Arifin dalam menjalankan pengabdiannya seolah tanpa beban, karena baginya madrasah bukanlah tempat mencari penghasilan.
Penghasilan baginya adalah jualan es lilin, es Wawan dan krupuk keliling, dan itu benar saya ingat. Syamsul Arifin bapak saya waktu itu mengantarkan es dan krupuk keliling ke rumah-rumah di desa dengan memakai ontel itu tekun dilakoni dari pagi hari sampai jam 11 siang mengingat jam 13.00 wib sudah harus menuju Medan pengabdiannya yaitu di madrasah Diniyah syamratul ulum tambung.
Dari situ Syamsul Arifin diizinkan Allah untuk menciptakan kehidupan anak manusia selanjutnya yaitu terlahirnya KHOIRUS SHODIQIN dari rahim Siti Aminah, perempuan yang tegas dan tidak pernah ada yang ia tutupi dengan apa yang harus ia katakan kepada siapapun selama itu bisa dijadikan nasihat, baginya berkata apa adanya kalaupun terdengar keras tapi memberikan manfaat jauh lebih baik nilainya dibandingkan berkata kalem lemah lembut tapi berpengaruh atau efek sebagai racun, jadi bagi Siti Aminah qulil hakkoh walikana murrhan, adalah sugesti tersendiri, ibu saya Siti Aminah juga memiliki latarbelakang sebagai pendidikan, dahulu beliau pernah menjadi guru saya di pendidikan formal taman kanak-kanak muslimat NU dusun Patemon desa peltong, bisa di mungkinkan ibu menjadi guru TK sejak saya belum lahir, tapi beliau berhenti mengajar sebelum saya tamat TK, karena harus hamil adik saya yang diberi nama KHOIROTUL UMAMAH, ia memutuskan berhenti karena ingin mengabdi kepada keluarga dan ingin membantu para guru dengan mengajari anak di rumah setelah pulang dari tempat belajar formal.
Keduanya bagi saya adalah pahlawan yang tak cukup di kenang dengan hari pahlawan dengan petunjuk tanggal libur nasional (merah) tapi berkewajiban bagi kita untuk mengenang dengan pengorbanan yang tidak akan pernah ternilai setimpal dibandingkan penyapihan, perawatan dan pendidikannya hingga kita mengerti rasanya alam, tantangannya dan multidimensinya kehidupan alam ini, tapi ada medium yang terbaik diisyaratkan oleh agama yaitu mendoakan orang tua dan melanjutkan pekerjaan baik orang tua kita, kita akan mendapatkan syafaat yang insya Allah tak terhingga dari Allah SWT.
Semoga kita sekalian akan menjadi manusia paripurna dalam menyempurnakan kehidupan masa yang akan datang dengan peran insan Kamil, hanief dan paripurna dalam menabur benih-benih kebaikan.

Tinta pena saksi hidup

Pamekasan, 07 Februari 2020


Seperti apakah nilai kemanusiaan ku?
Lama tak ku goreskan pena diatas putih kertas, entah, apa karena pena yang telah habis tinta dan ataukah kertas tak lagi bermakna setelah adanya layar sakti yang bisa membekas hitam tanpa harus menggerakkan pena dan tinta yang memang keduanya tidak boleh terpisah.
Ataukah otak ini yang sudah tak menampung alam fikir untuk merangkai kata yang panjang dan penuh makna, karena sudah terlalu asyiknya terperosok dalam mode, mode yang begitu hitam-putih, abu-abu dan bahkan semakin tidak jelas warnanya bagi mereka yang tak buta warna. 
Tapi aku sadar bahwa sejak 4 tahun lebih aku lebih menyukai dunia yang begitu menipu hidupku, hidup yang seharusnya ada dalam meditasi menyesali hari kemarin dan berharap hari ini dan esok untuk menjadi baik, lebih baik dan lebih teramat baik, dengan menciptakan karya sebagai sarana ibadah untuk masa depan yang mungkin itu akan bernilai jariyah. 
Entahlah?? Hanya bisa berkata mengapa hari itu aku tidak begitu dan tidak begini!!!!!!, Kalau saja aku begitu dan begini. Mungkin saja aku sudah menjadi seorang penghafal dan pengamal Al-Qur'an dengan mendedikasikan diri sebagai mufassir, mungkin saja aku menjadi ahli kimia yang bisa menciptakan nuklir yang kekuatannya melebihi dari mereka-mereka Negera yang juga pernah dan sedang menciptakan. Mungkin saja aku bisa menjadi ahli hukum dengan peran sentral untuk menegakkan keadilan demi tegaknya maslahah bagi setiap insan yang bernyawa tentu dalam hitungan sehari dan semalam selalu Gandrung akan keamanan, ketentraman dan perdamaian sejati, mungkin aku bisa jadi ahli nujum yang bisa meramalkan rotasi bintang, bulan, bumi dan benda luar angkasa lainnya dan mungkin saja aku bisa menjadi ahli farmasi yang bisa mengabari ribuan, jutaan, miliaran dan bahkan triliunan penyakit yang berasal dari ulah manusia itu sendiri tentu atas izin Allah, tapi itu semua yang aku bicarakan hanya mungkin dan mungkin yang tiada akhir dan begitupun itu akan hanya membuat aku lelah dan mengalami kesia-siaan maha dahsyat.
Karena itu hanyalah penyesalan yang tak akan berpangkal apabila diakhiri dengan menyerah, maka dengan begitu aku tidak harus terhenti karena menyayangkan dan meratapi gejala alam kala itu, tapi harus sejak saat ini aku harus bergerak melesat cepat seperti kecepatan cahaya, karena hanya dengan begitu aku akan bisa mengizinkan aku untuk memasuki ruang peristiwa indah penuh dengan kedikjayaan ala fiidzinillah. Karena setiap kita yang berusaha dipastikan akan mendapat hikmah dari usaha itu sendiri tentu dengan ragam persepsi.  Tentunya butuh ilmu dan ilmu itu sendiri tidaklah ada tabir, ilmu itu luas luasnya melebihi luas bumi yang sempit ini dan ilmu begitupun pencarinya tidak terbatas pula, sehingga ditegaskan untuk setiap kita manusia memiliki kewajiban mencari ilmu sejak dari kangkangan ibu hingga masuk liang lahat.
Maka kita memiliki hak dan kewajiban untuk mempertahankan harga dirinya dengan memperkuat tameng keilmuan yang tentu bisa mempertinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan ihktikat toleransi dan kemajemukan, dengan mempertahankan kearifan diri dengan menunjukkan kebijakan untuk kebijaksanaan.

Pertanda malam untuk pak tani

begitu indah dan teraturnya tuhan (Allah) menciptakan alam, sehingga dalam setiap peristiwa menjadi pertanda, pagi datang dengan terbit...