Memasuki dunia mahasiswa merupakan Rahmat terindah bagi setiap pemuda yang memiliki cita besar dalam hidup menyongsong masa depan, masa depan yang memang harus berimbang antara angan dan kenyataan. Dan di masa-masa terpelajar (mahasiswa) itulah diri individu harus belajar menempa diri sebagai manusia yang berkomitmen pada tridarma perguruan tinggi dan tridarma mahasiswa.
Dengan begitulah mahasiswa akan selalu melangkah dengan penuh keyakinan untuk mewujudkan masyarakat adil makmur akan tetapi bila berkaca pada keyakinan pribadi (saya sendiri) bilamana kita hanya menempa di bangku kuliah rasanya kurang cukup untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk signifikan untuk menghadapi pasca terdidik.
Masuk dan bergabung dalam organisasi ektra kampus merupakan solusi untuk mengantarkan diri kita menjadi lokomotif sosial, ekonomi pro kemanusiaan yang tangguh dan penuh dengan perhitungan demi kepentingan umat dan bangsa. Adapun pilihan-pilihan organisasi yang bisa menjadi gerbong ialah HMI, PMII, GMNI, PMKRI, IMM dan lain sebagainya yang eksis di kampus masing-masing.
Adapun saya sendiri sejak semester 1 di jurusan hukum perdata Islam sekolah tinggi agama Islam negeri Pamekasan, sudah masuk dan tergabung dalam himpunan mahasiswa Islam (HMI) pada tahun 2008 dalam latihan kader satu (LK I) komisariat stain pamekasan, bertempat di yaspimu Kadur Pamekasan lembaga yang di kembangkan dan bahkan sudah maju dalam mensukseskan manusia berpendidikan yang bertanggung jawab atas lembaga tersebut merupakan korp alumni himpunan mahasiswa Islam (KAHMI).
Pelatihan yang dilaksanakan selama 4 hari 3 malam begitu melelahkan tapi sangat memuaskan karena pasca itu saya merasakan perubahan yang sangat signifikan yang paling saya rasakan ialah dalam bersikap dan menghadapi persoalan menjadi lebih totalitas untuk menyelesaikan persoalan dengan memunculkan solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan semua pihak.
Perjalan di HMI sangatlah terjal, terkenang dalam benak ku sampai detik ini jalan proses di HMI sejak lulus LK I sudah diberi tanggung jawab untuk menuntaskan persoalan kontrakan yang akan dimanfaatkan sebagai sekretariat, yang kebetulan bersamaan dengan terpilihlah kawan dekat yaitu Abdul Muid yang terpilih sebagai ketua umum himpunan mahasiswa Islam komisariat stain pamekasan.
Tanggungan sekretariat dan tanggungan untuk melaksanakan pelantikan akhirnya harus menggadaikan speda motor dan berkeliling mencari dana untuk menutupi kebutuhan kedua kewajiban tersebut, selain persoalan dan juga persiapan untuk melaksanakan pelatikan untuk membuat bhaner yang tidak dengan cara di printing karena tidak ada modal, akhirnya harus memanfaatkan kain tabir dengan di tempel nama-nama yang terbuat dari kertas Krip warna-warni, dikerjakan oleh kita dari pagi sampai tengah malam sampai lupa makan, yang unik sampai ada pertanyaan dari kawan Ketum difinitif "iya Ros apa aktivis itu sama Allah di pelihara untuk mati?.
Pertanyaan itu muncul ternyata karena baru ingat kalau kita berdua tidak makan sama sekali karena memang tidak punya uang. Yang ahirnya harus pergi ke rumah salah satu senior yang sangat baik yaitu yunda Nunung panggilan akrab kita kepada beliau, alhamdulilah kalaupun tengah malam dibukain pintu dan dibuatkan mie instan yang ternyata sangat nikmat karena efek lapar upnormal.
Pasca pelantikan melanjutkan jalan hidup sebagai manusia organisatoris yaitu mengemban misi keumatan dalam aspek kecil yaitu mengayomi dan mengimbangi keinginan dan kehendak kawan dan Adek-adek yang turut berproses di dalam sekretariat hasil kerjar tayang yang menyisakan hutang.
Tapi tenang hutang itupun harus lunas dan sudah lunas motorpun ditebus berkat suport dari senior yang bernama kanda LSM senior yang memang tidak nyentrik tapi baik hati, sulit marah kalaupun kita junior sering memancing biar beliau marah dan ternyata beliau tidak bisa melepaskan diri dari entitas sebagai pendidik.
Kisah-kisah di HMI sangatlah indah dan menjadi motor untuk masa depan, karena apa yang pernah terjadi di masa perkaderan setelah masuk dunia nyata, kejadian masalalu ternyata seolah tidak berbeda jauh coraknya dengan masa itu sehingga solusipun tidak berbeda jauh yang harus kita tuntaskan.
Ini sekelumit saja dan sebenarnya masih banyak cerita-cerita tentang proses masalalu yang suatu saat saya akan curahkan lebih banyak lagi di oretan kertas ini untuk sementara tetaplah berpegang teguh pada lima kualitas insan cinta "terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan Islam atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridha'i Allah SWT". YAKUSA.