Jumat, 16 April 2021

Selipkan doa dalam sedihmu, dan biarkan mereka hanya menerka kebahagiaan mu.

 Serupa purnama, terang benderang tapi masih banyak gelap yang terlihat karena itu kodrat sebagai cosmos, iya karena purnama terbitnya di malam hari dan tidak akan pernah mungkin terbit di siang hari.

Sebab apabila di siang hari maka itu bukanlah purnama tapi berubah nama menjadi matahari.

Begitulah kilasan hidup saat ini, banyak diantara kita yang sudah berusaha menjemput kaprah yang kadang sampai melupakan esensi, sorak Sorai kadang hanya pemanis saja yang setelahnya banyak gumam tak indah di dengar telinga.

Bukan karena mereka yang berkeinginan tapi karena dia yang terlalu berlebih menunjukkan kehendaknya yang tak tercapai, tak berusaha untuk menutupi, lalu mentabayunkan dengan bermunajat serta instrospeksi diri.

Pelarian yang ia pilih bukan air yang mengalir membasahi wajah dan sebagian tubuhnya untuk menghilangkan najis kecil yang melekat di tubuhnya (wudhuk), lalu bersegera menuju sejadah dengan memperagakan pengakuan betapa hinanya diri namun angkuh karena rongrongan nafsu.

Tapi pelarian yang ia pilih adalah ujung jempol yang di letakkan diatas layar dengan ukuran beberapa inci saja, lalu ia curahkan seluruh apa yang ia alami seolah itu derita perlu mendapatkan apresiasi dengan mereka menekan simbol jempol dan welas asih dengan kata-kata yang kadang mengantarkan dia pada lamunan yang semakin runyam dan kadang pula ada yang berupaya semakin membuat dia terperosok pada kubangan masa yang mengingkari isyarat Wahyu yang mengatakan perlunya untuk bersabar karena sabar akan mengantarkan pada ke shalehan.

Entah apa karena ia tidak mau di nyatakan sebagai manusia yang tak modern ataukah karena ia terlalu teropsesi sehingga aksi selalu harus dibalas dengan reaksi.

Merugilah ia yang mau menyampaikan kesedihan dan keberhasilan yang ia capai dengan terlalu singkat dan terkesan tak waspada, sebab mendiang guru bangsa selalu menyampaikan biar sejarah yang membuktikan.

Hematnya tidak perlulah menceritakan pada 40 rumah (tetangga) disekitar nya tentang kesedihan yang kamu alami dan keberhasilan yang kamu capai, apalagi sampai engkau umumkan di halayak ramai dalam layar kaca. Karena jika itu ia lakukan maka hilanglah nilai-nilai ibadah dari ikhtiar itu akibat pujian yang berlebih dan munculnya gumam yang menjadi beban anak Adam.

Harap, semoga kami anak Adam yang kini bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan sudah bernaung dalam penamaan negara, tidak lagi mudah terprovokasi dan memprovokasi dalam ruang sosial media yang cendrung mengesampingkan rasa karena ingin dirasa.

Pertanda malam untuk pak tani

begitu indah dan teraturnya tuhan (Allah) menciptakan alam, sehingga dalam setiap peristiwa menjadi pertanda, pagi datang dengan terbit...